Free Shipping for All purchase over $59
by Unknown author

Dendam Yang Terbalas Dengan Menyetubuhinya

Kisah ini berjalan ketika aku masih mula-mula masuk kuliah, trayek Teknik Mesin. aku masih berpacaran dengan seorang perawan yang bernama Lisa. Kami mulai berpacaran diwaktu masih di kelas 3 SMA. Lisa sebaya denganku, walaupun dia lebih tua dua setengah Bln Lisa menurutku mempunyai sifat agresif. Dahulu kala kami belum berpacaran, Lisa-lah yang mendekatiku, walaupun aku akhirnya yang berkata lebih dahulu.

Menurutku Lisa cantik. Tubuhnya kecil, tidak lebih tinggi dari bahuku. Ukuran dadanya..? Memang tidak terlampaui besar, yaitu 32B. Apabila di bandingkan dengan tubuhnya yang kecil, ukuran dadanya cukup besar. Perdana aku melihatnya, dia nampak seperti bidadari. Kecil Kecil anggun, dan gerak geriknya menarik. Tetapi setelah aku berpacaran dengannya, kuketahui Lisa bukanlah kategori gadis yang setia. Selama berpacaran aku tidak sempat melakukan persetubuhan dengannya. Tetapi setelah aku mengetahui Lisa tidak setia, aku berubah pikiran, dan merencanakan suatu niat pembalasan kepadanya.

Hari itu, hari terakhir sebelum aku diputuskan oleh Eli, aku mengajaknya ke rumahku. Saat itu di rumahku hanya ada dua orang pembantuku. Orangtuaku sedang bertolak ke luar kota karena ada urusan keluarga, dan kakakku sedang pergi ke hunian temannya. Di rumahku, aku menyuruh pembantuku membuatkan minuman untuknya. Kami berdua berbincang-bincang beberapa saat dan selanjutnya aku mengajaknya ke balkon lantai dua. Disana aku tanya kepadanya, apakah dia Memang menyukaiku. Lisa nampaknya grogi diwaktu mendengar pertanyaanku, dan aku terus mendesaknya. Tentu saja hasilnya dia menjawab “ya”.

Aku merangkul dan mencium keningnya. Lisa diam saja, sehingga membuatku semakin penasaran. Lalu kupeluk pinggangnya dan kucium telinga serta lehernya, maka aku mulai merasa Lisa terhanyut oleh permainanku. Setelah itu aku melakukan sedikit permainan padanya, dan kelihatannya Lisa Memang lah terbawa nafsu, aku tanya kepadanya.

“Lis, badan lo bagus deh. Gue lihat ya?” kataku sambil mengupayakan melepaskan kancing bajunya.

Ternyata Lisa melakukan perlawanan, maka aku memegang ke-2 tangannya dengan tangan kiriku, serta terus membuka bajunya secara paksa. Lisa setelah itu berhenti melawan. Seluruh kancing bajunya hasilnya berhasil kubuka, tetapi bajunya tidak kutanggalkan. Dia nampak seksi.

Langkah Mula-mula aku mencium rambutnya sambil mengenggam tangannya, sementara tanganku yang lain memeluk pinggangnya. Aku suka karena ternyata Lisa memberikan respon. Tentu saja aku tidak memperkosanya. Aku membimbingnya ke dalam, dan membawanya ke dalam kamarku. Seterusnya aku membuka baju dan celanaku, sehingga aku tinggal memakai celana dalamku. Kupeluk dia dan kucium bibirnya. Kumainkan lidahku di dalam mulutnya, dan Lisa membalas permainanku. Hebat juga, nyata-nyatanya dia sangat pandai berciuman dengan lidah. Lisa membuka celana dan bajunya, sehingga dia hanya memakai pakaian dalamnya saja. Mataku tidak lepas memandang belahan payudaranya yang tampak jelas.

“Lis, buka dong..!” kataku meminta.

Lisa menurut saja. Dia mengakses celana dalamnya apalagi Dulu sehingga aku dapat melihat vaginanya yang dihiasi bulu hitam keriting yang cukup rimbun. Kemudian dia membuka bra-nya, sehingga ke-2 payudaranya yang membulat kencang dengan puting susunya yang kemerahan terbuka polos, tegak menantang untuk dilumat. Dia tersenyum dan mendekatiku. Aku setelah itu menjilati telinga dan tengkuknya. Lisa kegelian dan tertawa kecil.

Menonton kedua payudaranya yang indah dan montok itu, hatiku tidak sabar dan ingin serentak merasakan kenikmatan kedua benda tersebut. Kusapukan perlahan jariku pada permukaan payudara kanannya yang halus dan lembut. Kuraba puting dan lingkaran areola-nya dengan perlahan, sehingga Lisa memejamkan matanya menikmati sensansi di puncak payudaranya. Kucubit perlahan putingnya dan kutarik, maka Lisa mengeluarkan desahan Tertahan Lalu kukulum payudaranya dan kuhisap dengan kuat Seakan-akan aku menyusu padanya dan ingin menyedot seluruh isi payudaranya. Aku menyedot, mengulum, dan menggigit payudaranya bergantian, maka aku merasakan kepuasan dari payudara tersebut. Dengan melepaskan perasaan gemas yang telah lama Macet tanganku cepat meraih payudaranya dan kuremas dengan kuat, Lisa mengaduh kesakitan. Tanganku terasa meremas daging lembut kenyal berisi jaringan kelenjar yang membuat birahiku terbakar.

“Aduh, Wil..! Pelan-pelan dong..!” jelasnya sambil mendesis kesakitan.

Aku melepaskan tanganku dan jariku masuk ke liang vaginanya. Kugesek-gesekkan jariku disana sehingga Lisa mengerang. Aku lalu menunduk dan menjilati vaginanya, maka Lisa mendesah dan tidak mampu berdiri. Dia menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Aku terus menjilati bibir vaginanya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan utk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding vaginanya dengan cepat.

Lisa menggeliat-geliat liar sambil memegangi kepalaku.

“Ahh.. mhh.. Wil..” begitu desahannya sambil menyebut-nyebut namaku.

Aku terus beroperasi di vaginanya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Lisa. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam vaginanya, membuat Lisa tersentak dan memekik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan vaginanya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, maka Lisa semakin tidak karuan menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya, aku mengambil posisi dan membuka celana dalamku. Batang penisku sudah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.

Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya.. lo bakal habis, cewek sial..!”

Aku mengangkat tubuhnya yang kecil itu dan membantingnya ke tempat tidur, sehingga dia telentang sambil mengaduh.

Sebelum dia sadar dengan apa yang Berlangsung aku menyodokkan penisku ke dalam vaginanya dengan cepat, sehingga dia berteriak kesakitan. Nyaman dan hangat sekali vaginanya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga tiap-tiap tarikan masuk dan tarikan ke luar penisku membuat Lisa merasakan sakit pada vaginanya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Tiap-tiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan. Setelah itu aku mendapati kedua daging yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Lisa menjerit setinggi langit. Tangannya mencakar tanganku, tetapi tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..!

Setelah itu sambil tetap mencengkeram kedua payudaranya dan tetap menyetubuhinya, aku memutar-mutar tanganku dengan cepat dan menarik ke-2 payudaranya dengan kuat.

“Lebih baik seandainya aku bisa membetot putus kedua payudaranya!” batinku.

Dengan pikiran seperti itu, aku membetot kedua payudaranya dengan kuat, sehingga sekali lagi Lisa berteriak keras. Entah apa pikiran pembantuku di bawah sana, aku tidak perduli. Lalu aku menekan kedua telapakku ke dadanya, maka ke-2 payudaranya tergencet dengan keras dan sekali lagi Lisa mengaduh kesakitan. Tanganku merasakan enak sekali mempermainkan kedua daging kenyal kembar milik Lisa tersebut.

Sementara kegiatan sanggamaku semakin cepat dan kasar, malware; knowing it, maka Lisa hasilnya terkulai lemas kehabisan tenaga menahan sakit yang dideritanya. Setelah beberapa saat aku merasakan buah zakarku geli luar biasa dan penisku berdenyut-denyut. Hasilnya aku orgasme, dan penisku menyemprotkan cairan spermaku berkali-kali ke dalam kehangatan rahimnya. Semprotan terakhir membuatku lemas dan terjatuh menindih tubuhnya.

Beberapa lama kami berdua berdiam dengan penisku masih tertancap pada lubang miliknya. Tubuh mungilnya terkulai lemas dengan denyutan jantungnya yang turun naik, menandakan dia sangat kecapaian. Rupanya tindakanku sempat membuat tubuhnya nyaris pingsan dan tidak kuasa lagi menahan sakit dan lelahnya.

Aku memperhatikan dririnya yang terbaring tidak berdaya dengan suara senyuman yang puas dalam hati.

“Benar-benar puas sudah apa yang kulakukan sekarang terhadapmu.. Heh..!” kataku dalam hati sambil kubangkit dan kemudian memanfaatkan pakaianku, sementara Lisa Mulai menangis tersedu-sedu dengan masih bertelanjang bulat.

Aku dapat menonton beberapa second lecet akibat kekasaranku pada payudaranya.

Sambil menangis, Lisa menggunakan pakaiannya kembali. Setalah selesai dia memandangku dengan kebencian dan menamparku!

“Bajingan lo, Will! Lo maniak! Kita putus!!” makinya.

Aku hanya tersenyum mengejek. Aku maniak..? Dalam hati aku tertawa. Perduli amat..! Yang penting aku puas dan sakit hatiku terbalas.

Leave a Reply

Shopping cart

0
image/svg+xml

No products in the cart.

Continue Shopping